Penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan sejak satu bulan lalu di Pasar Panorama Lembang. Salah satunya, menggunakan masker dan face shield.
Kabar Berita

Pasar Panorama Lembang Berlakukan Pembatasan Pedagang dan Pembeli

  • Penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan sejak satu bulan lalu. Pedagang dan pembeli yang tidak menerapkannya, dilarang memasuki pasar.

Kabar Berita
donalbaba

donalbaba

Author

jabarjuara.co, Bandung- Menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Pasar Panorama Lembang, menggunakan pembagian jam berjualan untuk para pedagang.

Kepala Pengelola Pasar Panorama Lembang, Adithya mengatakan, pihaknya sudah menerapkan pembagian jam berjualan kepada dua ribu pedagang di pasar. Pembagian tersebut, terang Adit, berlaku untuk pedagang basah dan pedagang kering.

“Jadi, untuk pedagang yang basahan itu dari subuh sampai pukul 10 atau 11. Nah, untuk pedagang yang keringan atau pakaian itu dari pukul 9. Jadi, walaupun jumlah pedagang kami ada dua ribu lebih tapi tidak semuanya berdagang dalam satu waktu,” katanya, Minggu (14/6/2020).

Hal tersebut, lanjut Adit, berpengaruh pada jumlah pembeli yang datang ke pasar. Menurutnya, hanya sekitar seribu pembeli yang datang. Meski begitu, pembatasan jumlah pembeli pun tetap dilakukan, dengan melihat kondisi tempat parkir. Adit menjelaskan, ketika parkiran sudah dirasa terlalu penuh, pihaknya akan menutup tempat parkir.

Menurut Adit, penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan sebulan lalu, sejak munculnya imbauan pemerintah. Mulai dari pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, cek suhu, pakai sarung tangan, sampai alur keluar-masuk pengunjung.

“Kita batasi juga pembatasan operasional sesuai dengan aturan pemerintah. Tapi untuk saat ini, (jam operasional) sampai jam empat (sore) dari pagi. Juga kita sediakan ada delapan titik tempat cuci tangan,” katanya.

Dia menambahkan, siapapun yang tidak melakukan protokol kesehatan dengan baik, tidak diizinkan masuk ke pasar.

Selain itu, Pasar Panorama Lembang juga sudah melakukan tes kepada kepada 30 persen pedagang. Menurut Adit, hasilnya menunjukkan nonreaktif.

“Jadi, penerapan PSBB atau protokol kesehatan yang kita lakukan selama ini cukup efektif,” imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meminta, pengelola pasar untuk konsisten mengawasi penerapan protokol kesehatan selama AKB. Salah satunya, intens menginformasikan protokol kesehatan kepada pengunjung dan pembeli melalui pengeras suara yang terdapat di pasar.

Dia juga mengimbau kepada para pedagang untuk menggunakan pakai sarung tangan, lantaran ada serah terima uang fisik atau pegang-pegang benda lainnya yang punya potensi dan tidak bisa terkontrol. Menurutnya, kedisiplinan masyarakat dalam terapkan protokol kesehatan di pasar tradisional harus juga disertai dengan tes masif secara berkala, sebagai langkah antisipatif.

“Paling tidak, dua minggu sekali atau sebulan sekali disidak dengan rapid test, supaya tidak kecolongan,” pungkasnya.